Puisi Sutan Takdir Alisjahbana Puisi Apakah Maknanya Sutan Takdir Alisjahbana: Ani, Aniku, di mana engkau Suaramu masih kudengar Puisi Apakah Maknanya Sutan Takdir Alisjahbana: Ani, Aniku, di mana engkau Suaramu masih kudengar. Jumat, 8 Desember 2023 08:30 WIB. Puisi "Menghadapi Maut" karya Sutan Takdir Alisjahbana menggambarkan pengalaman manusia yang menghadapi kematian dalam suasana perang. Menghadapi Maut. Kulihat, Kurasakan: Peluru mendesing menembus kening, Pedang bersinau memenggal leher, dan Tergulinglah jasad di tanah: Darah mengalir merah panas. Sekejap pendek: Kaki melejang-lejang, Urat Sutan Takdir Alisjahbana (STA), (11 Februari 1908 - 17 Juli 1994) adalah seorang budayawan, sastrawan dan ahli tata bahasa Indonesia. Ia juga salah satu seorang pendiri Universitas Nasional, Jakarta . Puisi Aku dan Tuhanku Sutan Takdir Alisjahbana: Tuhan, Kau lahirkan aku tak pernah kuminta Dan aku Puisi Kepada Anakku I Sutan Takdir Alisjahbana: Tiada tahukah engkau sayang Bunda Cak Imin berziarah hingga membacakan puisi di areal makam tersebut. Cak Imin tiba di makam Amir Hamzah yang ada di areal komplek Masjid Azizi di Tanjung Pura, Langkat pada pukul 12.07 WIB. Bahkan sosok Amir Hamzah pernah mendirikan majalah bernama Poedjangga Baroe bersama Armijn Pane dan Sutan Takdir Alisjahbana pada 1933. Tenteram dan damai waktu tidur di malam sepi. Terteram dan damai berbaju putih di dalam kubur. Tetapi hidup ialah perjuangan. Perjuangan semata lautan segara. Perjuangan semata alam semesta. Hanya dalam berjuang beta merasa tenteram dan damai. Hanya dalam berjuang berkobar Engkau Tuhanku di dalam Ei3Y0s.